Rabu, 12 Oktober 2016

makalah SISTEM INFORMASI MANAGEMENT kel 1



BERSAING DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI


                 DISUSUN OLEH :
1.     Denny Djati Pradana
2.     Devinta Dwi Elyana Fitri
3.     Fifin Uswatun Hasanah
4.     Nisa’ul Farikha



               
UNIVERSITAS ISLAM MOJOPAHIT
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
                            Puji syukur hanyalah milik Allah S.W.T yang memberikan taufiq dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Informasi Manajemen “Bersaing dengan Teknologi Iformasi” , dari segi system politik dan kemasyarakatan serta kepercayaan dan kebudayaan .
                            Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad S.A.W. beserta keluarga dan para sahabatnya.







                                                                             Mojokerto, 17 Maret 2016
                                                                              Hormat kami,


                                                       Penuli


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
                        Sistem infirmasi yidak hanya sebagai serangkaian teknologi yang mendukung operasi bisnis, kelompok kerja, dan kerja sama perusahaan yang efisien, atau untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif. Teknologi informasi dapat mengubah cara berbagai bisnis bersaing. Jadi, kita harus melihat sistem informasi secara strategis, yaitu merupakan jaringan kompetitif yang penting, sebagai jalan untuk pembaruan organisasi, dan sebagin investasi penting dalam dalam teknologi yang dapat membantu perusahaan mengadopsi proses strategis dan bisnis yang memungkinkan untuk rekayasa ulang atau mengubah diri agar dapat berhasil dalam dunia bisnis. TI yang tidak dikelola dengan tepat dapat dapat mengarah pada kegagalan bisnis. Untuk itulah dalam makalah ini dijelaskan bagaimana cara bersaing dengan menggunakan teknologi informasi.

1.2 Rumusan Masalah
1.    Bagaimana dasar dari keutungan strategis?
2.    Bagaimana cara menggunakan teknologi informasi untuk keuntungan strategis?


1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui dasar-dasar dari keuntungan strategis.
2.      Untuk mengetahui cara menggunakan teknologi informasi untuk keuntungan strategis.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar dari Keuntungan strategis
A.    Strategi dasar penggunaan teknologi informasi dalam bisnis
1.      Strategi kepemimpinan dalam biaya
·         Penggunaan TI untuk mengurangi secara mendasar biaya proses bisnis
·         Penggunaan TI untuk menurunkan biaya pelanggan atau pemasok
2.      Strategi diferensiasi
·         Mengembangkan berbagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa
·         Menggunakan berbagai fitur TI untuk mengurangi keunggulan diferensiasi para pesaing
·          Menggunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada ceruk pasar yang dipilih
3.      Strategi inovasi
·         Membuat produk dan kasa baru yang memasukkan berbagai komponen TI
·         Mengembangkan pasar baru atau ceruk pasar yang unik dengan bantuan TI
·         Membuat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI yang secara dramatis akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan pelanggan, atau mempersingkat waktu ke pasar
4.      Strategi pertumbuhan
·         Menggunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global
·         Menggunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk dan jasa lainnya
5.      Strategi aliansi
·         Menggunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para mitra bisnis
·         Mengembangkan SI antar perusahan yang dihubungkan oleh internet dan ekstranet yang akan mendukung hubungan bisnis strategis dengan para pelanggan, pemasok, subkontraktor, dan pihak-pihak lainnya
6.      Strategi kompetitif lainnya seperti :
·         Mengunci” pelanggan dan pemasok di dalam (locking-incustomers and suppliers). Dengan cara membangun hubungan baru yang bernilai dengan pelanggan dan pemasok.
·         Membangun biaya perpindahan (Switching cost). Dengan cara membuat pelanggan atau pemasok tergantung pada penggunakan atas SI antar perusahaan yang inovatif dan saling menguntungkan.
·         Meningkatkan halangan masuk (Barriers to entry). Dengan cara meningkatkan jumlah investasi atau kerumitan teknologi yang dibutuhkan untuk bersaing dalam industri atau dalam suatu segmen pasar.
·         Mendorong investasi dalam TI. Dengan cara mengembangkan berbagai produk dan jasa baru yang tidak akan mungkin dihasilkan tanpa kemampuan TI yang kuat.

B.     Membangun sebuah bisnis yang berfokus pada pelanggan
Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama mereka untuk menjadi bisnis yang berfokus pada pelanggan terletak pada kemampuan mereka untuk mempertahankan pelanggan itu loyal, mengantisipasi kebutuhan masa depan, menanggapi keprihatinan pelanggan, dan menyediakan berkuatitas tinggi layanan pelanggan.
Fokus pada strategi nilai pelanggan diakui bahwa kualitas, bukan harga, telah menjadi penentu utama dalam persepsi pelanggan nilai. Dari sudut pandang pelanggan, perusahaan yang secara konsisten menawarkan nilai terbaik mampu melacak preferensi setiap pelanggan, mengikuti tren pasar, penyediaan produk, layanan dan informasi, kapan saja, di mana saja, dan menyediakan layanan pelanggan yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelanggan. Selain teknologi Internet telah menciptakan peluang strategis bagi perusahaan, besar dan kecil, untuk menawarkan layanan dan produk yang cepat, responsif, dan berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan preferensi setiap pelanggan.
Teknologi internet dapat membuat pelanggan menjadi titik fokus dari manajemen hubungan pelanggan (CRM), e-bisnis dan aplikasi lainnya.  Sistem CRM, Internet, intranet dan extranet. menciptakan saluran baru untuk komunikasi interaktif dalam perusahaan dan pelanggan , dan dengan pemasok , mitra bisnis dan lain-lain dalam lingkungan eksternal. Hal ini memungkinkan interaksi terus-menerus dengan pelanggan untuk sebagian besar fungsi bisnis dan mendorong kerjasama lintas-fungsional dengan pelanggan dalam hal pengembangan produk, pemasaran, pengiriman, layanan dan dukungan teknis.
Biasanya, pelanggan menggunakan Internet untuk membuat keluhan mengajukan pertanyaan, mengevaluasi produk, meminta dukungan, dan membuat dan melaporkan pembelian mereka. Dengan menggunakan internet dan intranet perusahaan, ahli dalam berbagai fungsi bisnis dalam semua kontribusi perusahaan dapatmemberi dari suatu respon yang efektif. Hal ini mendorong terciptanya diskusi kelompok lintas fungsional dan tim pemecahan masalah yang dibentuk oleh keterlibatan pelanggan, layanan dan dukungan kepada pelanggan. Bahkan Intrernet dan dukungan intranet kepada para pemasok dan mitra bisnis dapat digunakan untuk mendaftarkan mereka dengan cara tertentu untuk memastikan pengiriman tepat waktu atau berbagai komponen dan layanan berkualitas untuk memenuhi komitmen perusahaan kepada pelanggannya. Ini adalah bagaimana menunjukkan bisnis fokus pada nilai bagi pelanggan.
Hubungan Ilustrasi dalam bisnis yang berfokus pada pelanggan. Intranet, extranet, e-Commerce website dan proses bisnis internal yang dijalankan melalui Web, platform TI dibentuk tampaknya tidak mendukung model ini dari e-Business. Hal ini memungkinkan bisnis untuk fokus pada menargetkan jenis pelanggan mereka benar-benar ingin, dan "memiliki" seluruh pengalaman dengan pelanggan bisnis perusahaan. Bisnis yang berhasil memfasilitasi semua proses bisnis yang berdampak pada pelanggan mereka dengan tampilan lengkap dari masing-masing pelanggan , sehingga mereka memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk menawarkan pelanggan mereka layanan berkualitas tinggi yang disesuaikan untuk setiap pelanggan. Bisnis yang berfokus pada membantu pelanggan pelanggan e-commerce mereka untuk membantu diri mereka sendiri untuk diri mereka sendiri. Dengan ttap membantu pelanggan melakukan pekerjaan mereka. Akhirnya, bisnis yang berhasil memelihara komunitas online pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis, yang dapat membantu pengembangan kerjasama untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pelanggan.
C.     Rantai nilai dan sistem informasi strategis
Konsep rantai nilai dikembangkan oleh Michael Porter, konsep ini melihat perusahaan sebagai rangkaian, rantai atau jaringan berbagai aktivitas dasar yang menambah nilai produk dan jasanya, serta selanjutnya menambah margin nilai perusahaan tersebut. Para manajer dan praktisi bisnis harus mencoba untuk mengembangkan berbagai penggunaan internet dan teknologi lainnya yang strategis untuk proses-proses dasar tersebut yang menambah sebagian besar nilai pada produk atau jasa perusahaan, dan selanjutnya menambah keseluruhan nilai bisnis perusahaan.
Menekankan bahwa internet arus kerja bersama dapat meningkatkan komunikasi dan kerja sama yang dibutuhkan untuk secara dramatis meningkatkan koordinasi administratif dan layanan pendukung. Internet untuk kompensasi karyawan dapat membantu fungsi manajemen sumber daya manusia dalam menyediakan akses layanan mendiri yang mudah untuk para karyawan, menenai informasi kompensasi mereka. Ekstranet memungkinkan perusahaan dan para mitra kerja globalnya untuk menggunakan Web dalam mendesain dan memproses berbagai produk secara bersama-sama.
Jadi, konsep rantai nilai dapat membantu dalam penganalisisan di mana dan bagaimana cara mengaplikasikan kemampuan strategis teknologi informasi. Konsep tersebut menunjukkan bagaimana berbagai jenis teknologi informasi dapat diaplikasikan ke berbagai proses bisnis tertentu untuk membantu perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif dalam pasar.
Study Kasus:
Merril Lynch dan Charles Schwab
Merrill Lynch adalah contoh klasik dari penggunaan beberapa strategi kompetitif. Dengan melakukan investasi besar dalam teknologi informasi, disertai dengan persekutuan perintis dengan BancOne, mereka menjadi broker sekuritas pertama yang menawarkan jalur kredit, rekening giro, kartu kredit Visa, dan investasi otomatis dalam dana pasar uang, semuanya dalam satu rekening. Hal ini memberi mereka keunggulan kompetitif besar selama beberapa tahun sebelum para pesaing mereka mengembangkan kemampuan TI untuk menawarkan layanan yang hampir sama dengan milik mereka.
Akan tetapi, Merrill masih berkejar-kejaran dalam perdagangan sekuritas secara online dengan Charles Schwab, e-Trade, dan lain-lainnya. Schwab kini adalah perusahaan sekuritas online yang memimpin pasar, jauh di atas statistik online Merrill. Jadi, investasi besar dalam TI dapat membuat risiko menjadi terlalu tinggi untuk beberapa pemain lama atau calon pemain baru dalam suatu industri, tetapi dapat menguap dengan berjalannya waktu karena berbagai teknologi baru digunakan oleh para pesaing.

2.2 Menggunakan Teknologi Informasi untuk Keuntungan Strategis
A. Merekayasa ulang proses bisnis
Reengineering atau rekayasa ulang adalah perancangan ulang secara pada proses bisnis yang berjalan saat ini dengan penekanan pada pengurangan biaya dan waktu siklus agar terjadi peningkatan kepuasan pelanggan. Rakayasa ulang sangat mungkin dilakukan karena kebanyakan dalam organisasi terdapat sekat-sekat departemen dan unit kerja, tidak ada kepemilikan proses secara individu, dan kadang diluar kendali. Akibat hal-hal tersebut, biaya dan waktu siklus menjadi buruk dan berakibat pada rendahnya kepuasan pelanggan. Dengan demikian, rekayasa ulang akan menjadi solusi yang saling menguntungkan antara organisasi dan pelanggan.
Rekayasa ulang dapat membuat perbaikan proses bisnis secara dramatik terkadang terjadi pengurangan pembiayaan, reduksi waktu siklus, dan peningkatan kepuasan pelanggan secara signifikan. Korporasi melakukan rekayasa ulang proses bisnisnya ketika menginginkan perubahan yang dramatis dalam cara menjalankan bisnisnya atau ketika cara yang dijalankan saat ini tidak sesuai dengan harapan. Pada umumnya banyak proses bisnis yang sangat rumit dan hanya beberapa orang dalam organisasi yang benar-benar memahami dan dapat menjalankan proses tersebut. Untuk itulah rekayasa ulang menjadi penting agar terjadi penyederhanaan proses yang akan berimplikasi pada penghematan waktu dan biaya. Hal ini juga menjadikan mengapa rekayasa ulang ini dapat meingkatkan kualitas kerja karena setiap staf mampu menyelesaikan segala sesuatu dengan cara yang lebih baik. Sebagai tambahan, rekayasa ulang akan menjadikan korporasi lebih fleksibel untuk merespon kejadian yang tidak diinginkan dalam lingkungan bisnis yang berubah cepat melalui edukasi staf.
Berbeda dengan Total Quality Management (TQM) yang pada dasarnya merupakan perbaikan berkelanjutan yang dilakukan dengan perubahan yang relatif kecil pada proses yang kadang ditujukan untuk proses yang terbaik. Perubahan yang sedikit demi sedikit ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan dalam biaya dan waktu siklus. Sebaliknya, rekayasa ulang merupakan tindakan sekaligus, perubahan radikal, dan pengurangan biaya serta waktu siklus. Baik TQM maupun rekayasa ulang dapat diterapkan dengan baik, tergantung pada situasi organisasi. Ketika perbaikan berkelanjutan dengan TQM tidak memberikan perubahan yang berarti dalam kinerja, maka rekayasa ulang akan lebih sesuai dan harus diterapkan. Ketika organisasi hanya melakukan rekayasa ulang, maka tetap dibutuhkan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian keduanya penting; lingkungan yang berbeda dan outcome yang diharapkan akan mempengaruhi pemilihan antara keduanya. Sebelum korporasi memutuskan akan menjalankan rekayasa ulang, terlebih dahulu harus ditentukan faktor keberhasilan kritis dan apa yang akan direkayasa ulang.
B. Menjadi perusahaan yang cerdas
            Kecerdasan dalam kinerja bisnis adalah kemampuan dari sebuah perusahaan untuk bisa berhasil dalam pasar global yang dengan cepat berubah-ubahdan secara berkelanjutan terbagi –bagi untuk produk dan layanan yang berkualitas tinggi, dengan kinerja yang bagus, dan dikonfigurasikan untuk pelanggan. Sebuah perusahaan yang cerdas bisa membuat profit di pasar dengan lini produk yang luas dan usia pendek serta dapat menghasilkan pesanan secara individu dan dalam ukuran kesatuan yang berubah ubah.
            Untuk menjadi sebuah perusahaan yang cerdas, sebuah bisnis harus menggunakan empat strategi dasar. Pertama, bisnis harus memastikan bahwa pelanggan menganggap produk atau layanan dari sebuah perusahaan cerdas sebagai solusi atas permasalahan individual mereka. Dengan demikian, hl itu bisa memberikan nilai pada produk berdasarkan nilai mereka sebagai solusi, daripada biaya untuk memproduksi. Kedua, sebuah perusahaan yang cerdas bekerja sama dengan pelanggan, pemasok, perusahaan lain, dan bahkan dengan pesaingnya. Kerja sama ini memungkinkan sebuah bisnis membawa produk ke pasar secepat dan seefektif mungkin, tidak peduli dimana sumber daya atau siapa yang memiliki mereka. Ketiga, sebuah perusahaan yang cerdas mengorganisasi , sehingga perusahaan itu bisa melewati perubahan dan ketidakpastian.
C. Menciptakan sebuah perusahaan virtual
            Sebuah perusahaan virtual merupakan sebuah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang, organisasi, asset dan ide. Membentuk perusahaan virtual berarti telah menjadi sebuah strategi kompetitif penting dalam pasar global saat ini dan bersifat dinamis. Internet dan teknologi informasi lainnya memainkan sebuah peran penting dalam menyediakan sumber daya untuk melakukan komputasi dan telekomunikasi, koordinasi, dan arus informasi yang diperlukan. Manajer dari sebuah perusahaan virtual bergantung pada teknologi informasi untuk membantu mereka mengatur sebuah jaringan orang-orang, pengetahuan, finansial, dan sumber daya fisik yang disediakan oleh banyak rekan bisnis untuk mengambil keuntungan dari kesempatan pasar yang berubah dengan cepat. Mengapa orang kemudian membentuk perusahaan yang virtual ? karena perusahaan virtual merupakan cara terbaik untuk menerapkan strategi dan aliansi utama bisnis yang menjanjikan kepastian akan keberhasilan dalam iklim bisnis saat ini yang sedang bergejolak.




Berikut adalah berbagai macam strategi perusahaan virtual:
·         Berbagi infrastruktur dan risiko dengan rekan aliansi
·         Menghubungkan kompetensi inti yang saling melengkapi
·         Mengurangi waktu concept-to-cash dengan saling berbagi
·         Meningkatkan cakupan fasilitas dan pasar
·         Mendapatkan akses ke pasar baru dan berbagi pasar atau loyalitas pelanggan
·         Melakukan migrasi dn menjual produk ke menjual solusi

D. Membangun sebuah perusahaan Knowladge-Creating
            Perusahaan knowladge-creating mengeksploitasi dua jenis pengetahuan. Prtama,  adalah pengetahuan eksplisit yakni berupa data ataupun dokumen. Dan yang kedua adalah pengetahuan tacit, pengetahuan ini tidak direkam atau dikondifikasikan dimanapun karena telah berevolusi dalam pikiran karyawan melalui bertahun tahun pengalaman.
            Manajemen pengetahuan menjadi salah satu penggunaan strategis yang utama dari teknologi informasi. Banyak perusahaan membangun sistem manajemen pengetahuan untik mengatur pembelajaran organisasi dan know-how bisnis. Tujuan dari sistem tersebut adalah untuk membantu pekerja pengetahuan ( knowladge worker ) menciptakan, menorganisasi, dan menyediakan pengetahuan bisnis yang penting, di manapun dan kapanmun diperlukan dalam sebuah organisasi. Sistem manajemen pengetahuan juga memfasilitasi pembelajaran organisasi dan mencipyakan pengetahuan. Mereka didesai untuk menyediakan umpan balik yang cepat bagi knowladge-worker, mendorong perubahan perilaku pada karyawan, dan secara signifikan dapat meningkatkan kinerja bisnis.











BAB III
PENUTUP
Simpulan
Strategi dasar penggunaan teknologi informasi dalam bisnis adalah :
1.      Strategi kepemimpinan dalam biaya
2.      Strategi diferensiasi
3.      Strategi inovasi
4.      Strategi pertumbuhan
5.      Strategi aliansi
6.       Strategi kompetitif lainnya seperti :
·         Mengunci” pelanggan dan pemasok di dalam (locking-incustomers and suppliers).
·         Membangun biaya perpindahan (Switching cost).
·         Meningkatkan halangan masuk (Barriers to entry).
Membangun sebuah bisnis yang berfokus pada pelanggan dengan mengutamakan nilai pelanggan, dengan begitu dapat meningkatkan nilai pelanggan.
Menggunakan teknologi informasi untuk keuntungan strategis dengan merekayasa ulang bisnis , menjadi sebiah perusahaan yang cerdas, menciptakan sebuah perusahaan virtual, dan membangun sebuah perusahaan knowladge-creating.












DAFTAR PUSTAKA
O'brien, james A, dan Markas ,george M.2014.Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Salemba Empat